Langsung ke konten utama

PROSES PEMBUATAN KAPAL FIBER DI PT F1 PERKASA ROGOJAMPI

Bahan-bahan untuk membuat kapal fiber
1.      Minyak Resin: minyak resin bahan dasarnya terbuat dari minyak bumi dan residu tumbuhan.
2.     Katalis: cairan kimia untuk campuran minyak resin supaya terjadi pengerasan secara kimia/sering juga di sebut hardener.
3.   Talc (tepung khusus): talc digunakkan untuk membuat lem fiber, serta untuk membuat campuran cat plincoat.
4.    Mat (serat halus): terbuat dari bahan polyester, berguna sebagai media lapisan permukaan sebuah plat fiber.
5.   Roving (serat kasar): terbuat dari bahan polyester/epoxy, digunakan sebagai media lapisan tengah dari plat fiberglass.
6.      Pemolesan wax berfungsi memudahkan kapal untuk di angkat pemolesan wax dilakukan sepuluh kali dengan cara mengoleskan wax cetakan secara pada majun dan menekan permukaan secara merata.








1.1    Pencetakan bagian kapal
Semua bagian kapal dicetak dengan menggunakan bahan fiber yang terdiri dari resin, katalis, mat dan ropping melalui sebuah cetakan yang disusun dan dibuat secara terpisah yang akan digabungkan jika semua sudah selesai dicetak.

1)                  Penggabungan dua cetakan
Pertama-tama cetakan disambung dengan dempul serta melapisi celah-celah cetakan dengan dempul dan untuk meratakan cetakan agar saat digunakan menjadi rata dan tidak memiliki celah pada saat dicetak. Pendempulan ini dilakukan pada saat cetakan akan dibuat setiap cetakan. Pada saat pendempulan sebaiknya dempul diberi katalis agar cepat kering lalu dapat dihaluskan dengan  menggunakan rempelas agar tidak kasar dan halus pada hasil cetakan.
2)                  Pemberian wax
Pemberian wax pada tiap-tiap bagian yang akan digunakan untuk mencetak semua bagian kapal. Pemberian wax ini dengan dengan cara di gosok dengan menggunakan majun atau kain sampai merata dan sampai terlihat licin. Tujuannya agar pada saat hasil cetakan akan di lepas tidak menyatu dengan cetakan sehingga hasil cetakan menjadi halus tanpa ada warna dasar yang hilang.
3)                  Pemberian warna dasar (jelgood)
Pemberian warna dasar biru dilakukan dibagian bawah dan warna dasar putih dibagian atas pada cetakan yang sudah di beri wax digosok sampai licin. Pemberian warna pada cetakan bertujuan untuk memberi warna dasar pada tiap-tiap kontruksi yang akan dibuat. Pemberian warna dasar tersebut juga bertujuan untuk menjadikan hasil cetakan mudah di lepas dari cetakannya.
4)                  Pelapisan bagian dengan bahan fiber
Pelapisan semua bagian cetakan dengan bahan fiber yang terdiri dari meet,ropping,resin dan katalis. Mat dan ropping disusun saling bertumpangan lalu diolesi dengan resin yang sudah tercampur dengan katalis. Pemasangan saling bergantian bertujuan agar hasil cetakan tidak mudah patah pada saat digunakan.
5)                  Pembuatan dan pemasangan tulangan pada cetakan
Pembuatan tulangan biasanya terbuat dari bahan fiber yang terdiri dari mat yang diolesi dengan resin yang sudah tercampur katalis, dengan cetakan tulangan  berbentuk huruf U setelah selesai membuat tulangan di lakukan pemasangan tulangan pada bagian-bagian cetakan dengan panjang  50 cm dan lebar 50 cm hingga semua bagian cetakan terpenuhi. Tulangan yang sudah di tata sesuai dengan ukuran lalu didempul di sisi kanan dan kiri. Pendempulan ini bertujuan untuk menyatukan tulangan dengan cetakan. Setelah itu tuangan di lapisi dengan meet dan ropping yang diolesi dengan resin yang sudah dicampur dengan katalis, bertujuan untuk menutupi dempul dan untuk menambah kekuatan tulangan pada cetakan.

1.2    Pelapisan bagian kapal
Semua bagian pada kapal dilapisi dengan menggunakan bahan fiber yang terdiri dari mat, ropping, katalis dan resin pelapisan ini di gunakan pada saat semua cetakan sudah jadi karena pelapisan dibuat juga untuk mempersatukan semua cetakan agar menjadi satu. Pelapisan ini juga bertujuan untuk mempekuat hasil cetakan dengan cara digabungkan dan dilapisi lagi.
1)      Pemasangan sekat pada ruang-ruang kapal
Pemasangan sekat di dalam kapal menggunakan lembaran yang diberi tulangan setelah itu di tutup dengan lembar lagi agar menjadi rata. Pemasangan sekat ini di pasang pada ruang-ruang di dalam kapal. Di ruang belakang untuk tangki air tawar,di bagian tengah ruang mesin,di bagian untuk tempat penampungan ikan. Pemasangan sekat bertujuan untuk memberi batas pada ruangan di dalam mesin. Pemasangan sekat di pinggir di dempul dan di lapisi dengan bahan fiber agar menjadi kuat.Pemasangan sekat ini dilakukan pada saat cetakan lambung sudah di keluarkan pada cetakannya.
2)      Pengisian rongga-rongga kerangka kapal dengan vom atau busa
Pertama-tama rongga kapal ditutup dengan menggunakan lembaran.  Lembaran ini hanya terbuat dari mat, resin dan katalis setelah lembaran selesai dibuat lembaran di pasang pada kerangka kapal. Selanjutnya pada setiap rongga diberi lubang untuk memasukkan vom ke dalam rongga. Setelah itu vom berwarna merah dan warna kuning dicampur di dalam wadah plastik dengan ukuran tertentu. Selanjutnya vom dimasukkan melalui lubang yang telah di buat.Tutup lubang dengan menggunakan potongan lembaran kecil agar saat vom menguap menjadi busa tidak keluar tetapi dapat mengisi rongga-rongga yang berada di sampingnya yang masih kosong. Setelah itu lubang-lubang vom ditutup kembali.

1.3    Pemasangan kerangka / tulang kapal
1)        Lunas
       Lunas adalah fondasi kapal yang paling bawah. Panjangnya  18 meter terbuat dari dua buah balok kayu yang disambungkan.
2)        Balok tidur
       Balok tidur berada di buritan konstruksi kapal yang berada di bawah tempat baling-baling. Balok tidur terdiri dari tiga bagian balok kayu yang ujungnya berbeda-beda.
3)        Linggi
       Linggi berada di bagian terdepan kontruksi kapal yang dipasang miring
4)        Gading
      Setelah lunas selesai dirapikan, barulah membuat mal gading (ukuran), rangkaian gading, dan menyambung rangkaian gading dengan keni kemudian dipasang pada lunas kapal.
5)        Fondasi mesin
                 Fondasi mesin ini terdiri dari dua balok kayu yang berukuran sama. Fondasi ini dipasang sejajar di bagian bawah lengkungan gading.
6)        Senta
                 Setelah semua gading terpasang, barulah memasang senta pada bagian dalam pinggir gading yang bertujuan untuk menguatkan bagian-bagian gading supaya tidak goyah.
7)        Bim dek
Setelah proses di atas selesai, selanjutnya pemasangan bim dek kapal pada gading bagian atas yang bertujuan sebagai penompang dek.
8)        Mulut palkah
Mulut palkah terdiri dari lima bagian yang dibagi dalam 4 palkah ikan, 1 palkah tali dan jangkar. Untuk palkah ikan ukurannya 1  1 mater, untuk palkah tali dan jangkar 0,5  0,5 mater.

1.4    Pemasangan kulit kapal
Pemasangan kulit kapal biasanya dilakukan dibagian depan kapal karena bagian depan memiliki kerumitan  tersendiri. Untuk memudahkan memasang kulit pada bagian lengkungan kapal maka kayu harus dipanaskan menggunakan api agar kayu tersebut mendapatkan sudut lengkungan yang diinginkan, dan ketika hal tersebut sudah pas maka pemasangan dapat dilakukan secara bertahap dari bagian depan kebelakang hingga ke atas.

1.5    Pemasangan sekat kapal
Sekat adalah pembatas antara palkah yang satu dengan yang lain. Sekat ini dibuat dengan  kayu yang tipis (sirap) dengan ukuran tertentu.
1)      Pembuatan sekat kapal
Kayu tipis atau sirap yang belum sesuai ukuran dipotong menggunakan gergaji mesin (sherkel) dan diukur sesuai kebutuhan. Setelah kayu tipis (sirap) diukur sesuai ukuran, kemudian dirapikan dan dihaluskan menggunakan serut (mesin perahu). Pada sirap yang kedua ada bagian yang disesuaikan dengan bentuk sirap yang pertama dan seterusnya sampai palkah tertutup rapat dan rapi.
2)      Pemasangan sekat kapal
Pemasangan dilakukan secara bertahap dari bawah sampai ke atas dan tertutup rapat. Pemasangan sirap ini menggunakan kayu. Untuk menghindari pecahnya sirap pada saat pemakuan maka sirap dibor terlebih dahulu.

1.6    Pemasangan kulit kapal
Pemasangan kulit kapal biasanya dilakukan dibagian depan kapal karena bagian depan memiliki kerumitan  tersendiri. Untuk memudahkan memasang kulit pada bagian lengkungan kapal maka kayu harus dipanaskan menggunakan api agar kayu tersebut mendapatkan sudut lengkungan yang diinginkan, dan ketika hal tersebut sudah pas maka pemasangan dapat dilakukan secara bertahap dari bagian depan ke belakang lalu ke atas.

1.7    Bangunan dan anjungan kapal
Setelah lantai dek selesai dikerjakan, maka selanjutnya proses pembuatan kerangka bangunan dengan ukuran bangunan yang telah ditentukan dan pembagian tempat-tempat bangunan seperti toilet, dapur, ruang kemudi, dan kamar.
Selanjutnya adalah pemasangan dinding bangunan. Pembuatan dan pemasangan dinding kapal tidak ubahnya sama dengan pembuatan dan  pemasangan sekat palkah. Proses dilanjutkan dengan pembuatan anjungan.

1.8    Finishing dan perapian-perapian
1)      Perapian kulit kapal
Kulit kapal dirapikan (diserut) hingga permukaannya terlihat rapidan mulus. Perapian ini secara bertahap dari depan kebelakang sampai keatas. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang agar mendapat kualitas yang baik
2)      Penutupan sela-sela kulit kapal
Pada pemasangan kulit kapal akan terdapat sela-sela kapal yang masih berongga. Untuk menutupi bagian-bagian ini diperlukan tali (mahjong). Cara memasangnya adalah dengan cara memasukkan tali tersebut kedalam sela-sela kecil hingga tertutup semua dan tidak ada rongga lagi.
3)      Pendempulan
Proses ini dilakukan untuk menutup semua tali-tali pada sela-sela kulit kapal agar dikulit kapal tidak rongga-rongga lagi dan terlihat lebih rapi atau halus. Bahan untuk pendempulan yang terdiri dari: dempul, katalis, dan kepi. Ambil dempul dan katalis secukupnya lalu di aduk dengan kepi hingga merata,setelah bahan dempul sudah siap lakukan pendempulan pada: dek kapal, dinding kapal, lantai kapal,.pintu kapal, dan tutup palka. Lakukan tiga kali pendempulan hingga merata.
4)      Pengelamplasan
Pengamplasan adalah proses penghalusan bagian yang sudah di dempul mendapatkan hasil yang baik. Pertama siapkan amplas dengan ukuran kurang lebih 250-300. kemudian amplas  bagian yang sudah di dempul. Contoh di bagian lantai kapal, dek kapal, dan dinding kapal.      Jika pengamplasan sudah halus dan merata, lakukan pencucian dengan sabun colek lalu gosokan dengan amplas yang ukuranya sekitar 800-1000. Gosokan berulang-ulang hingga halus agar mendapatkan hasil yang baik. Setelah pencucian dengan air sabun colek selesai, bersikan dengan kanebo atau majun yang kering.
5)      Pengecatan
        Pengecatan adalah proses pelapisan dengan menggunakan cat khusus kapal. Sebelum pengecatan atau penyepetan di lakukan, bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan soda api dengan bahan: air, sabun colek dan soda api. Setalah itu campur dan aduk menggunakan kayu agar terhindar dari panasnya soda api. Lalu lakukan penggosokan pada lambung kapal atau yang akan di cat,gosok hingga merata,setelah di lakukan penyoda apian,diamkan selama beberapa hari sampai cat pertama mengelupas.
Sesudah didiamkan beberapa hari lakukan pencucian dengan air bersih. Setelah semua sudah bersih,pengecatan siap di lakukan.Sebelum pengecatan atau penyepetan dilakukan siapkan bahan-bahan yang terdiri dari: cat, tunier, dan mesin kompresor.
Sesudah bahan-bahan sudah di campur dan siap di lakukan pengecatan dengan menggunakan kompresor. Pengecatan dilakukan sampai dua kali. Sesudah pengecatan atau penyepetan selesai, lalu dilapisi dengan ant gores agar cat kapal tidak memudar atau luntur.

1.9    Pemasangan remote control
Pertama membuat fondasi remote. Tempat remote diukur sebelum kur dipasang dan diberi garis. Sesudah itu tanda ukuran dilubangi dengan alat gerenda potong. Kemudian pasang remote control dan kabel remote dimasukan ke bawah yang sudah diberi lubang. Pasang kabel gas dan kabel prosneleng sesudah itu klem kabel agar rapi.

1.10 Pemasangan Kemudi Seter
1)      Lubangi fondasi kumudi dan pasang dengan sempurna agar  tidak tergeser dari fondasi
2)      Pasang hidrolik difondasi yang dibor  dengan baut mur.sesudah itu pasang tabung dan selang di sebelah kanan hidrolik dengan jarak satu meter.

1.11Pemasangan Mesin
Pertama naikkan mesin ke atas dengan menggunakan takal dan steger. Jika sudah naik pasangkan ke fondasi mesin kapal, bor fondasi kapal untuk memasang pembautan pangkon mesin pasang mur untuk memperkuat mesin agar tidak goyang. Masukkan as baling-baling lewat buritan kapal. Masukkan as baling-baling ke dalam gerbook, lalu stel as baling-baling dan mesin.

1.12 Pemasangan Knalpot
Pasang knalpot ke mesin induk, buatkan pangkon knalpot agar knalpot tidak goyang .knalpot dipasang lewat samping, lubangi lambung kapal dengan menggunakan bor, masukkan knalpot pada lubang lambung kapal lalu mur knalpot dilambung knalpot agar knalpot tidak bergoyang.

1.13 Pemasangan shicas
Lubangi lambung kapal dengan bor untuk kapal kayu maupun fiber. Pasang shicas kemudian penguat atau pangkon , lalu pasang watercooler yang disambungkan dengan shicas dengan cara dilas listrik lalu sambungkan pada pendingin mesin induk atau mesin generator sambung sela-selanya dengan selang karet dan diklem.

1.14 Pasang baling-baling
Pada as baling-baling lepaskan mur yang ada pada as baling-baling , lalu pasangkan baling-baling pada as tentukan titi seimbang pasangkan kembali mur lalu diengkol dengan kuat.

1.15 Pemasangan Sepatu
Bor fondasi kapal untuk pemasangan sepatu kira-kira bor bondasi sekitar enam lubang , lalu pasang sepatu ke fondasi kapal , pasang mur yang sudah dilubangi  di fondasi kapal, lalu mur diengkol dengan sekuta mungkin area bor . pemasangan daun kemudi . lubangi bawah buriton kapal untuk pemasangan daun kemudi, kemudian pasang daun kemudi diatas sepatu.
           
1.16 Pemasangan sistem kelistrikan
1)      pembuatan saluran kabel-kabel penghubung
Pertama melakukan pengeboran pada dinding/tulangan kapal yang terdapat pada bagian atas bangunan kapal.Pengeboran harus dilakukan secara teliti,rapi,teratur,dan ukuran lebar diamater lubang yang akan kita buat harus sesuai dengan ukuran kabel yang akan dimasukkan.
Lakukan pengeboran kearah kiri dan kanan.Fungsinya untuk menghubungkan kabel lampu yang terdapat pada bagian samping kiri dan kanan kapal,jika pengeboran untuk saluran kabel yang menghubungkan lampu samping telah selesai,maka langkah selanjutnya yaitumengeborsaluran baru kearah belakang dengan tujuan yaitu untuk menghubungkan kabel lampu yang terdapat pada ruangan dapur,ruang kamar mandi,dan lampu belakang.Untuk langkah yang ketiga yaitu melakukan penggeboran kearah depan untukmenghubungkan kabel lampu yang terdapat pada bagian ruang kemudi,ruang kamar anak buah kapal (ABK),lampu depan ,dan lampu sorot.Keempat yaitu melakukan pengeboran kearah bawah untuk menghubungkan kabel lampu penerangan di bagian tangga,ruangan mesin,dan kabel yang menuju panel. Khusus pengeboran di bagian atas kapal,pengeboran hanya menggunakan mata bor dengan diameter lingkaran yang kecil,tujuanyya yaitu sebagai jalur kabel antenna radio komunikasi.
Selanjutnya melakukan pengeboran pada tulangan bagian samping kapal. Di bagian ini kabel harus dimasukkan ke dalam pipa terlebih dahulu dan setelah itu barulah dimasukkan ke dalam lubang yang sudah dibuat untuk memasang lampu bagian depan kapal.
2)      Tata Letak Sistem Penerangan
Kupas kabel untuk dipasangkan lampu.Lampu yang harus dipasang yaitu antara lain di kamar anak buah kapal (ABK) sebanyak dua buah lampu, kemudian di ruangan dapur satu buah lampu,di ruang kamar mandi satu buah lampu, di bagian belakang dipasang satu buah lampu,lalu diruang kemudi satu buah lampu,setelah itu dua buah lampu untuk lampu sorot,dan di bagian depan satu buah lampu. Pemasangan lampu harus dipasang dengan benar-benar erat dan kuat agar kabel tidak copot dari lampu jika terkena ombak.
3)      Pemasangan Perangkat GPS (Global Positioning System)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat.Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti.GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimater (orde nol) sampai dengan puluhan mater.
Beberapa kemampuan GPS  antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu matode penentuan posisi, geomatri satelit, tingkat ketelitian data, dan matode pengolahan datanya. Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan matode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat paramater yang harus ditentukan : yaitu 3 paramater koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu paramater kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.
Cara pemasangannya ialah pertama yaitu mengontrol kondisi dan perangka yang ada pada GPS, selanjutnya yaitu membuat empat buah lubang kecil untuk menempatkan atau melekatkan perangkat GPS di ruang kemudi.Kemudian membuat jalur kabel penghubung menuju kearah pengavu ACCU dan antenna GPS.Setelah itu lepas bantalan yang menempel pada bagian belakang GPS kemudian pasanglah GPS tersebut lalu pasang kembali bantalan yang tadi telah kita lepas dan kencangkan.Kemudian langkah terakhir yang harus dilakukan ialah menghubungkan kabel GPS menuju ke pengacu ACCU dan antena.
4)      Pemasangan Perangkat Fish Finder
Prinsip kerja dari fish finder yaitu gelombang suara berfrekuensi antara 15 kHz sampai 455 kHz dipancarkan tranduser dipantulkan oleh dasar perairan kemudian ditangkap kembali oleh transduser.Fish finder ialah perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik dan menangkap kembali pantulannya. Perangkat fish finder yang digunakan untuk memancarkan gelombang dan menangkap gelombang kembali disebut dengan nama tranduser.Proses gelombang pantulan yang berulang-ulang itu ditangkap tranduser kemudian diterjemahkan dalam monitor dalam bentuk titik-titik sehingga menimbulkan gambar topografi dasar perairan.
Dari hasil pembacaan gambar topografi itulah akhirnya kita bisa membedakan kekerasan dari topografi struktur dasar perairan. Biasanya bila keadaan dasar perairan benda yang keras maka warna di monitor gambarnya lebih pekat. Sebaliknya jika topografi lembek maka gambar di monitor pun tidak pekat.Jadi bila topograf dasar perairan keras bisa diasumsikan bahwa dasar berupa karang.Demikian juga bila dimonitor fish finder gambarnya tidak pekat warnanya maka sering kita terjemahkan dengan lumpur.Selain itu rata tidaknya topografi dasar perairan bisa di ketahui melalui fish finder.Untuk mengetahui itu semua merupakan penyimpulan titik hasil pembacaan fish finder.
Untuk bisa mengetahui apakah topografi itu berupa karang luas, tandes atau rumpon, tentu saja diperlukan jam terbang yang tinggi. Artinya si pemakai fish finder harus hafal betul gambar-gambar yang ditampilkan oleh monitor fish finder. Selain topografi dasar perairan, gelombang suara yang dipancarkan oleh transduser terkadang mengenai benda-benda yang melayang dalam air, karena benda tersebut juga memantulkan gelombang. Benda yang melayang itu pun bisa terbaca dalam monitor fish finder. Dalam tangkapan GPS fishfinder , benda yang melayang itu bisa saja kumpulan ikan, sampah atau rumput laut. Namun bila di karang-karang atau struktur topografi perairan yang keras biasanya benda yang melayang itu adalah gerombolan ikan.
Cara pemasangannya yaitu pertama pengontrolan alat atau perangkat fish finder. Jika kondisinya layak untuk digunakan maka buatlah terlebih dahulu empat buah lubang kecil, kemudian pasang perangkat tersebut dan kencangkan.Kemudian setelah semuanya telah terpasang maka sambungkan kabel ke pengacu ACCU dan antenna yang terdapat pada bagian atas kapal. 

*Laporan ini dibuat bulan September 2013 oleh taruna jurusan Teknika Kapal Penangkap Ikan angkatan XI SMK Perikanan dan Kelautan Puger Jember sebagai syarat mendapatkan sertifikat prakerin

Komentar

  1. terimakasih informasinya gan sangat membantu bagi saya yang bergerak dalam bidang pembuatan kerajinan berbahan fiberglass, seperti :
    Seluncuran spiral
    Race Family
    Jamur Air
    Ember Tumpah
    Spiral Waterslide
    Produk lainnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diklat In House Training Documenting ISO 9001:2015 Bersama AGI, 7-8 Oktober 2017

 

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1440 H

Perpisahan Angkatan XIII