Bahan-bahan
untuk membuat kapal fiber
1. Minyak
Resin: minyak resin bahan dasarnya terbuat dari minyak bumi dan residu
tumbuhan.
2. Katalis:
cairan kimia untuk campuran minyak resin supaya terjadi pengerasan secara
kimia/sering juga di sebut hardener.
3. Talc
(tepung khusus): talc digunakkan untuk membuat lem fiber, serta untuk membuat
campuran cat plincoat.
4. Mat
(serat halus): terbuat dari bahan polyester, berguna sebagai media lapisan
permukaan sebuah plat fiber.
5. Roving
(serat kasar): terbuat dari bahan polyester/epoxy, digunakan sebagai media lapisan
tengah dari plat fiberglass.
6. Pemolesan
wax berfungsi memudahkan kapal untuk di angkat pemolesan wax dilakukan sepuluh
kali dengan cara mengoleskan wax cetakan secara pada majun dan menekan
permukaan secara merata.
1.1
Pencetakan
bagian kapal
Semua bagian kapal dicetak dengan menggunakan bahan
fiber yang terdiri dari resin, katalis, mat dan ropping melalui sebuah cetakan
yang disusun dan dibuat secara terpisah yang akan digabungkan jika semua sudah selesai
dicetak.
1)
Penggabungan dua cetakan
Pertama-tama cetakan disambung dengan dempul serta
melapisi celah-celah cetakan dengan dempul dan untuk meratakan cetakan agar
saat digunakan menjadi rata dan tidak memiliki celah pada saat dicetak.
Pendempulan ini dilakukan pada saat cetakan akan dibuat setiap cetakan. Pada
saat pendempulan sebaiknya dempul diberi katalis agar cepat kering lalu dapat
dihaluskan dengan menggunakan rempelas
agar tidak kasar dan halus pada hasil cetakan.
2)
Pemberian wax
Pemberian wax pada tiap-tiap bagian yang akan
digunakan untuk mencetak semua bagian kapal. Pemberian wax ini dengan dengan
cara di gosok dengan menggunakan majun atau kain sampai merata dan sampai
terlihat licin. Tujuannya agar pada saat hasil cetakan akan di lepas tidak
menyatu dengan cetakan sehingga hasil cetakan menjadi halus tanpa ada warna
dasar yang hilang.
3)
Pemberian warna dasar (jelgood)
Pemberian warna dasar biru dilakukan dibagian bawah
dan warna dasar putih dibagian atas pada cetakan yang sudah di beri wax digosok
sampai licin. Pemberian warna pada cetakan bertujuan untuk memberi warna dasar
pada tiap-tiap kontruksi yang akan dibuat. Pemberian warna dasar tersebut juga
bertujuan untuk menjadikan hasil cetakan mudah di lepas dari cetakannya.
4)
Pelapisan bagian dengan bahan fiber
Pelapisan semua bagian cetakan dengan bahan fiber
yang terdiri dari meet,ropping,resin dan katalis. Mat dan ropping disusun
saling bertumpangan lalu diolesi dengan resin yang sudah tercampur dengan
katalis. Pemasangan saling bergantian bertujuan agar hasil cetakan tidak mudah
patah pada saat digunakan.
5)
Pembuatan dan pemasangan tulangan pada
cetakan
Pembuatan tulangan biasanya terbuat dari bahan fiber
yang terdiri dari mat yang diolesi dengan resin yang sudah tercampur katalis,
dengan cetakan tulangan berbentuk huruf
U setelah selesai membuat tulangan di lakukan pemasangan tulangan pada
bagian-bagian cetakan dengan panjang 50
cm dan lebar 50 cm hingga semua bagian cetakan terpenuhi. Tulangan yang sudah
di tata sesuai dengan ukuran lalu didempul di sisi kanan dan kiri. Pendempulan
ini bertujuan untuk menyatukan tulangan dengan cetakan. Setelah itu tuangan di
lapisi dengan meet dan ropping yang diolesi dengan resin yang sudah dicampur
dengan katalis, bertujuan untuk menutupi dempul dan untuk menambah kekuatan
tulangan pada cetakan.
1.2
Pelapisan
bagian kapal
Semua bagian pada kapal dilapisi dengan menggunakan
bahan fiber yang terdiri dari mat, ropping, katalis dan resin pelapisan ini di
gunakan pada saat semua cetakan sudah jadi karena pelapisan dibuat juga untuk
mempersatukan semua cetakan agar menjadi satu. Pelapisan ini juga bertujuan
untuk mempekuat hasil cetakan dengan cara digabungkan dan dilapisi lagi.
1) Pemasangan
sekat pada ruang-ruang kapal
Pemasangan sekat di dalam kapal menggunakan lembaran
yang diberi tulangan setelah itu di tutup dengan lembar lagi agar menjadi rata.
Pemasangan sekat ini di pasang pada ruang-ruang di dalam kapal. Di ruang
belakang untuk tangki air tawar,di bagian tengah ruang mesin,di bagian untuk
tempat penampungan ikan. Pemasangan sekat bertujuan untuk memberi batas pada
ruangan di dalam mesin. Pemasangan sekat di pinggir di dempul dan di lapisi
dengan bahan fiber agar menjadi kuat.Pemasangan sekat ini dilakukan pada saat
cetakan lambung sudah di keluarkan pada cetakannya.
2) Pengisian
rongga-rongga kerangka kapal dengan vom atau busa
Pertama-tama rongga kapal ditutup dengan menggunakan
lembaran. Lembaran ini hanya terbuat
dari mat, resin dan katalis setelah lembaran selesai dibuat lembaran di pasang
pada kerangka kapal. Selanjutnya pada setiap rongga diberi lubang untuk
memasukkan vom ke dalam rongga. Setelah itu vom berwarna merah dan warna kuning
dicampur di dalam wadah plastik dengan ukuran tertentu. Selanjutnya vom dimasukkan
melalui lubang yang telah di buat.Tutup lubang dengan menggunakan potongan
lembaran kecil agar saat vom menguap menjadi busa tidak keluar tetapi dapat
mengisi rongga-rongga yang berada di sampingnya yang masih kosong. Setelah itu
lubang-lubang vom ditutup kembali.
1.3
Pemasangan
kerangka / tulang kapal
1)
Lunas
Lunas
adalah fondasi kapal yang paling bawah. Panjangnya
18 meter terbuat dari dua buah balok kayu yang
disambungkan.
2)
Balok tidur
Balok
tidur berada di buritan konstruksi kapal yang berada di bawah tempat
baling-baling. Balok tidur terdiri dari tiga bagian balok kayu yang ujungnya
berbeda-beda.
3)
Linggi
Linggi
berada di bagian terdepan kontruksi kapal yang dipasang miring
4)
Gading
Setelah
lunas selesai dirapikan, barulah membuat mal gading (ukuran), rangkaian gading,
dan menyambung rangkaian gading dengan keni kemudian dipasang pada lunas kapal.
5)
Fondasi mesin
Fondasi
mesin ini terdiri dari dua balok kayu yang berukuran sama. Fondasi ini dipasang
sejajar di bagian bawah lengkungan gading.
6)
Senta
Setelah
semua gading terpasang, barulah memasang senta pada bagian dalam pinggir gading
yang bertujuan untuk menguatkan bagian-bagian gading supaya tidak goyah.
7)
Bim dek
Setelah proses di atas selesai,
selanjutnya pemasangan bim dek kapal pada gading bagian atas yang bertujuan sebagai
penompang dek.
8)
Mulut palkah
Mulut palkah terdiri dari lima bagian
yang dibagi dalam 4 palkah ikan, 1 palkah tali dan jangkar. Untuk palkah ikan
ukurannya 1
1 mater, untuk palkah tali dan jangkar 0,5
0,5 mater.
1.4
Pemasangan kulit kapal
Pemasangan kulit kapal biasanya
dilakukan dibagian depan kapal karena bagian depan memiliki kerumitan tersendiri. Untuk memudahkan memasang kulit
pada bagian lengkungan kapal maka kayu harus dipanaskan menggunakan api agar
kayu tersebut mendapatkan sudut lengkungan yang diinginkan, dan ketika hal
tersebut sudah pas maka pemasangan dapat dilakukan secara bertahap dari bagian
depan kebelakang hingga ke atas.
1.5
Pemasangan
sekat kapal
Sekat
adalah pembatas antara palkah yang satu dengan yang lain. Sekat ini dibuat
dengan kayu yang tipis (sirap) dengan
ukuran tertentu.
1) Pembuatan
sekat kapal
Kayu
tipis atau sirap yang belum sesuai ukuran dipotong menggunakan gergaji mesin
(sherkel) dan diukur sesuai kebutuhan. Setelah kayu tipis (sirap) diukur sesuai
ukuran, kemudian dirapikan dan dihaluskan menggunakan serut (mesin perahu).
Pada sirap yang kedua ada bagian yang disesuaikan dengan bentuk sirap yang
pertama dan seterusnya sampai palkah tertutup rapat dan rapi.
2) Pemasangan
sekat kapal
Pemasangan
dilakukan secara bertahap dari bawah sampai ke atas dan tertutup rapat. Pemasangan
sirap ini menggunakan kayu. Untuk menghindari pecahnya sirap pada saat pemakuan
maka sirap dibor terlebih dahulu.
1.6
Pemasangan kulit kapal
Pemasangan kulit kapal biasanya
dilakukan dibagian depan kapal karena bagian depan memiliki kerumitan tersendiri. Untuk memudahkan memasang kulit
pada bagian lengkungan kapal maka kayu harus dipanaskan menggunakan api agar
kayu tersebut mendapatkan sudut lengkungan yang diinginkan, dan ketika hal
tersebut sudah pas maka pemasangan dapat dilakukan secara bertahap dari bagian
depan ke belakang lalu ke atas.
1.7
Bangunan
dan anjungan kapal
Setelah
lantai dek selesai dikerjakan, maka selanjutnya proses pembuatan kerangka
bangunan dengan ukuran bangunan yang telah ditentukan dan pembagian
tempat-tempat bangunan seperti toilet, dapur, ruang kemudi, dan kamar.
Selanjutnya
adalah pemasangan dinding bangunan. Pembuatan dan pemasangan dinding kapal
tidak ubahnya sama dengan pembuatan dan
pemasangan sekat palkah. Proses dilanjutkan dengan pembuatan anjungan.
1.8
Finishing
dan perapian-perapian
1) Perapian
kulit kapal
Kulit
kapal dirapikan (diserut) hingga permukaannya terlihat rapidan mulus. Perapian
ini secara bertahap dari depan kebelakang sampai keatas. Hal ini dilakukan
secara berulang-ulang agar mendapat kualitas yang baik
2) Penutupan
sela-sela kulit kapal
Pada
pemasangan kulit kapal akan terdapat sela-sela kapal yang masih berongga. Untuk
menutupi bagian-bagian ini diperlukan tali (mahjong). Cara memasangnya adalah
dengan cara memasukkan tali tersebut kedalam sela-sela kecil hingga tertutup
semua dan tidak ada rongga lagi.
3) Pendempulan
Proses
ini dilakukan untuk menutup semua tali-tali pada sela-sela kulit kapal agar
dikulit kapal tidak rongga-rongga lagi dan terlihat lebih rapi atau halus. Bahan
untuk pendempulan yang terdiri dari: dempul, katalis, dan kepi. Ambil dempul
dan katalis secukupnya lalu di aduk dengan kepi hingga merata,setelah bahan
dempul sudah siap lakukan pendempulan pada: dek
kapal, dinding kapal, lantai kapal,.pintu kapal, dan tutup palka. Lakukan
tiga kali pendempulan hingga merata.
4) Pengelamplasan
Pengamplasan adalah proses penghalusan bagian
yang sudah di dempul mendapatkan hasil yang baik. Pertama siapkan amplas dengan
ukuran kurang lebih 250-300. kemudian amplas
bagian yang sudah di dempul. Contoh di bagian lantai
kapal, dek kapal, dan dinding kapal.
Jika pengamplasan sudah halus dan merata, lakukan
pencucian dengan sabun colek lalu gosokan dengan amplas yang ukuranya sekitar
800-1000. Gosokan berulang-ulang hingga halus agar mendapatkan hasil yang baik.
Setelah pencucian dengan air sabun colek selesai, bersikan dengan kanebo atau
majun yang kering.
5) Pengecatan
Pengecatan adalah proses pelapisan dengan menggunakan cat khusus kapal. Sebelum pengecatan atau penyepetan di lakukan, bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan soda api dengan bahan: air, sabun colek dan soda api. Setalah itu campur dan aduk menggunakan kayu agar terhindar dari panasnya soda api. Lalu lakukan penggosokan pada lambung kapal atau yang akan di cat,gosok hingga merata,setelah di lakukan penyoda apian,diamkan selama beberapa hari sampai cat pertama mengelupas.
Pengecatan adalah proses pelapisan dengan menggunakan cat khusus kapal. Sebelum pengecatan atau penyepetan di lakukan, bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan soda api dengan bahan: air, sabun colek dan soda api. Setalah itu campur dan aduk menggunakan kayu agar terhindar dari panasnya soda api. Lalu lakukan penggosokan pada lambung kapal atau yang akan di cat,gosok hingga merata,setelah di lakukan penyoda apian,diamkan selama beberapa hari sampai cat pertama mengelupas.
Sesudah
didiamkan beberapa hari lakukan pencucian dengan air bersih. Setelah semua sudah bersih,pengecatan
siap di lakukan.Sebelum pengecatan atau penyepetan dilakukan siapkan
bahan-bahan yang terdiri dari: cat, tunier, dan mesin kompresor.
Sesudah
bahan-bahan sudah di campur dan siap di lakukan pengecatan dengan menggunakan
kompresor. Pengecatan dilakukan sampai dua kali. Sesudah pengecatan atau
penyepetan selesai, lalu dilapisi dengan ant gores agar cat kapal tidak memudar
atau luntur.
1.9
Pemasangan
remote control
Pertama membuat fondasi remote. Tempat remote
diukur sebelum kur dipasang dan diberi garis. Sesudah itu tanda ukuran dilubangi
dengan alat gerenda potong. Kemudian pasang remote
control dan kabel remote dimasukan
ke bawah yang sudah diberi lubang. Pasang kabel gas dan kabel prosneleng
sesudah itu klem kabel agar rapi.
1.10
Pemasangan Kemudi Seter
1) Lubangi
fondasi kumudi dan pasang dengan sempurna agar
tidak tergeser dari fondasi
2) Pasang
hidrolik difondasi yang dibor dengan
baut mur.sesudah itu pasang tabung dan selang di sebelah kanan hidrolik dengan
jarak satu meter.
1.11Pemasangan
Mesin
Pertama naikkan mesin ke atas dengan menggunakan
takal dan steger. Jika sudah naik pasangkan ke fondasi mesin kapal, bor fondasi
kapal untuk memasang pembautan pangkon mesin pasang mur untuk memperkuat mesin
agar tidak goyang. Masukkan as baling-baling lewat buritan kapal. Masukkan as
baling-baling ke dalam gerbook, lalu stel as baling-baling dan mesin.
1.12
Pemasangan Knalpot
Pasang knalpot ke mesin induk, buatkan pangkon
knalpot agar knalpot tidak goyang .knalpot dipasang lewat samping, lubangi
lambung kapal dengan menggunakan bor, masukkan knalpot pada lubang lambung
kapal lalu mur knalpot dilambung knalpot agar knalpot tidak bergoyang.
1.13
Pemasangan shicas
Lubangi lambung kapal dengan bor untuk kapal kayu
maupun fiber. Pasang shicas kemudian penguat atau pangkon , lalu pasang watercooler yang disambungkan dengan
shicas dengan cara dilas listrik lalu sambungkan pada pendingin mesin induk
atau mesin generator sambung sela-selanya dengan selang karet dan diklem.
1.14
Pasang baling-baling
Pada as baling-baling lepaskan mur yang ada pada as
baling-baling , lalu pasangkan baling-baling pada as tentukan titi seimbang
pasangkan kembali mur lalu diengkol dengan kuat.
1.15
Pemasangan Sepatu
Bor fondasi kapal untuk pemasangan sepatu kira-kira
bor bondasi sekitar enam lubang , lalu pasang sepatu ke fondasi kapal , pasang
mur yang sudah dilubangi di fondasi
kapal, lalu mur diengkol dengan sekuta mungkin area bor . pemasangan daun
kemudi . lubangi bawah buriton kapal untuk pemasangan daun kemudi, kemudian
pasang daun kemudi diatas sepatu.
1.16
Pemasangan sistem kelistrikan
1) pembuatan
saluran kabel-kabel penghubung
Pertama melakukan pengeboran pada dinding/tulangan
kapal yang terdapat pada bagian atas bangunan kapal.Pengeboran harus dilakukan
secara teliti,rapi,teratur,dan ukuran lebar diamater lubang yang akan kita buat
harus sesuai dengan ukuran kabel yang akan dimasukkan.
Lakukan pengeboran kearah kiri dan kanan.Fungsinya
untuk menghubungkan kabel lampu yang terdapat pada bagian samping kiri dan
kanan kapal,jika pengeboran untuk saluran kabel yang menghubungkan lampu
samping telah selesai,maka langkah selanjutnya yaitumengeborsaluran baru kearah
belakang dengan tujuan yaitu untuk menghubungkan kabel lampu yang terdapat pada
ruangan dapur,ruang kamar mandi,dan lampu belakang.Untuk langkah yang ketiga
yaitu melakukan penggeboran kearah depan untukmenghubungkan kabel lampu yang
terdapat pada bagian ruang kemudi,ruang kamar anak buah kapal (ABK),lampu depan
,dan lampu sorot.Keempat yaitu melakukan pengeboran kearah bawah untuk
menghubungkan kabel lampu penerangan di bagian tangga,ruangan mesin,dan kabel
yang menuju panel. Khusus pengeboran di bagian atas kapal,pengeboran hanya
menggunakan mata bor dengan diameter lingkaran yang kecil,tujuanyya yaitu
sebagai jalur kabel antenna radio komunikasi.
Selanjutnya melakukan pengeboran pada tulangan
bagian samping kapal. Di bagian ini kabel harus dimasukkan ke dalam pipa
terlebih dahulu dan setelah itu barulah dimasukkan ke dalam lubang yang sudah
dibuat untuk memasang lampu bagian depan kapal.
2) Tata
Letak Sistem Penerangan
Kupas kabel untuk dipasangkan lampu.Lampu yang harus
dipasang yaitu antara lain di kamar anak buah kapal (ABK) sebanyak dua buah
lampu, kemudian di ruangan dapur satu buah lampu,di ruang kamar mandi satu buah
lampu, di bagian belakang dipasang satu buah lampu,lalu diruang kemudi satu
buah lampu,setelah itu dua buah lampu untuk lampu sorot,dan di bagian depan
satu buah lampu. Pemasangan lampu harus dipasang dengan benar-benar erat dan
kuat agar kabel tidak copot dari lampu jika terkena ombak.
3) Pemasangan
Perangkat GPS (Global Positioning System)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem
satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika
Serikat.Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi
serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa
bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS
sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi
yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu
yang teliti.GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi
dari beberapa millimater (orde nol) sampai dengan puluhan mater.
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat
memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat,
murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat
bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi
dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian
dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s
untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya.
Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu matode
penentuan posisi, geomatri satelit, tingkat ketelitian data, dan matode
pengolahan datanya. Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan matode
reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa
satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya
memiliki empat paramater yang harus ditentukan : yaitu 3 paramater koordinat
X,Y,Z atau L,B,h dan satu paramater kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam
osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal
pengukuran jarak ke empat satelit.
Cara pemasangannya ialah pertama yaitu mengontrol
kondisi dan perangka yang ada pada GPS, selanjutnya yaitu membuat empat buah
lubang kecil untuk menempatkan atau melekatkan perangkat GPS di ruang
kemudi.Kemudian membuat jalur kabel penghubung menuju kearah pengavu ACCU dan
antenna GPS.Setelah itu lepas bantalan yang menempel pada bagian belakang GPS
kemudian pasanglah GPS tersebut lalu pasang kembali bantalan yang tadi telah
kita lepas dan kencangkan.Kemudian langkah terakhir yang harus dilakukan ialah
menghubungkan kabel GPS menuju ke pengacu ACCU dan antena.
4) Pemasangan
Perangkat Fish Finder
Prinsip kerja dari fish finder yaitu gelombang suara
berfrekuensi antara 15 kHz sampai 455 kHz dipancarkan tranduser dipantulkan
oleh dasar perairan kemudian ditangkap kembali oleh transduser.Fish finder
ialah perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memancarkan gelombang
ultrasonik dan menangkap kembali pantulannya. Perangkat fish finder yang
digunakan untuk memancarkan gelombang dan menangkap gelombang kembali disebut
dengan nama tranduser.Proses gelombang pantulan yang berulang-ulang itu
ditangkap tranduser kemudian diterjemahkan dalam monitor dalam bentuk
titik-titik sehingga menimbulkan gambar topografi dasar perairan.
Dari hasil pembacaan gambar topografi itulah
akhirnya kita bisa membedakan kekerasan dari topografi struktur dasar perairan.
Biasanya bila keadaan dasar perairan benda yang keras maka warna di monitor
gambarnya lebih pekat. Sebaliknya jika topografi lembek maka gambar di monitor
pun tidak pekat.Jadi bila topograf dasar perairan keras bisa diasumsikan bahwa
dasar berupa karang.Demikian juga bila dimonitor fish finder gambarnya tidak
pekat warnanya maka sering kita terjemahkan dengan lumpur.Selain itu rata
tidaknya topografi dasar perairan bisa di ketahui melalui fish finder.Untuk
mengetahui itu semua merupakan penyimpulan titik hasil pembacaan fish finder.
Untuk bisa mengetahui apakah topografi itu berupa
karang luas, tandes atau rumpon, tentu saja diperlukan jam terbang yang tinggi.
Artinya si pemakai fish finder harus hafal betul gambar-gambar yang ditampilkan
oleh monitor fish finder. Selain topografi dasar perairan, gelombang suara yang
dipancarkan oleh transduser terkadang mengenai benda-benda yang melayang dalam
air, karena benda tersebut juga memantulkan gelombang. Benda yang melayang itu
pun bisa terbaca dalam monitor fish finder. Dalam tangkapan GPS fishfinder
, benda yang melayang itu bisa saja kumpulan ikan, sampah atau rumput laut.
Namun bila di karang-karang atau struktur topografi perairan yang keras
biasanya benda yang melayang itu adalah gerombolan ikan.
Cara pemasangannya yaitu pertama pengontrolan alat
atau perangkat fish finder. Jika kondisinya layak untuk digunakan maka buatlah
terlebih dahulu empat buah lubang kecil, kemudian pasang perangkat tersebut dan
kencangkan.Kemudian setelah semuanya telah terpasang maka sambungkan kabel ke
pengacu ACCU dan antenna yang terdapat pada bagian atas kapal.
*Laporan ini dibuat bulan September 2013 oleh
taruna jurusan Teknika Kapal Penangkap Ikan angkatan XI SMK Perikanan dan
Kelautan Puger Jember sebagai syarat mendapatkan sertifikat prakerin
terimakasih informasinya gan sangat membantu bagi saya yang bergerak dalam bidang pembuatan kerajinan berbahan fiberglass, seperti :
BalasHapusSeluncuran spiral
Race Family
Jamur Air
Ember Tumpah
Spiral Waterslide
Produk lainnya